Senin, 07 Januari 2013

PMI gelar Pelatihan ToF bagi Sibat dan KSR




SLAWI - Dalam rangka meningkatkan kapasitas relawan PMI dalam  pengembangan kesiapsiagaan bencana, PMI Provinsi Jawa Tengah bekerja sama dengan Palang Merah Jerman menggelar Pelatihan Training of Facilitator (ToF) bagi Relawan Siaga Bencana Berbasis Masyarakat (SIBAT) dan Korps Sukarela (KSR) selama tiga hari,  Sabtu (5/1) hingga Senin (7/1).

Kegiatan yang dipusatkan di Desa Sigedong Kecamatan Bumijawa itu diikuti sebanyak empat puluh dua peserta  dari tiga Kabupaten program pengembangan sekolah siaga bencana, yaitu Kabupaten Kudus, Kabupaten Grobogan dan Kabupaten Tegal sebagai tuan rumah.

Acara dibuka secara resmi oleh ketua PMI Kabupaten Tegal, dr H Bimo Bayuadji, Sabtu (5/1) di Balai Desa Sigedong Kecamatan Bumijawa.

Koordinator Lapangan Program Pengembangan Sekolah Siaga bencana, Nasir Jamaludin, SHI menjelaskan, tujuan dilaksanakannya pelatihan ini adalah untuk meningkatkan kemampuan anggota Sibat dan KSR dalam pengembangan kesiapsiaagaan bencana di masyarakat yang rentan bencana.
 
“Diharapkan Sibat dan KSR mampu secara mandiri dalam menyebarluaskan pengetahuan kesiapsiaagaan bencana bagi masyarakat,”jelasnya.

Lebih jauh dijelaskan nasir, bencana alam dapat menyebabkan kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dampak psikologis dan korban jiwa. Dengan tingkat ancaman dan risiko bencana yang sangat tinggi tersebut, masyarakat perlu pengetahuan dan memahami kesiapsiagaan bencana dan upaya pengurangan risiko bencana.

“Oleh karena itu melalui Pelatihan ToF ini Sibat dan KSR sebagai mitra masyarakat terdekat, diharapkan akan lebih cepat menginformasikan dan menyebarluaskan pengetahuannya tentang kesiapsiagaan bencana,”paparnya.
 
Sementara itu salah satu peserta pelatihan dari perwakilan Kudus, Toriq mengatakan, dirinya sangat senang ikut menjadi peserta pelatihan ToF, karena ilmu yang  didapat sangat bermanfaat bagi dirinya dan masyarakat. “Melalui pelatihan ToF ini saya berharap nanti dapat menyalurkan ilmu pengetahuan kesiapsiagaan bencana kepada masyarakat rentan ancaman bencana khsususnya dan masyarakat luas pada umumnya,”ungkapnya.

Adapun selama kegiatan pelatihan, peserta  mendapatkan materi kesiapsiagaan bencana yang meliputi  konsep pengurangan risiko bencana di masyarakat, kegiatan berbasis masyarakat, advokasi dan penyadaran masyarakat. Dan di hari ketiga peserta  melakukan praktik memfasilitasi di masyarakat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar