Senin, 11 Juli 2011

PELATIHAN KBBM Sibat PMI, Tekan Resiko Bencana


SEBAGAI upaya mengurangi resiko bencana alam, PMI Kabupaten Tegal, menggelar pelatihan Kesiapsiagaan Bencana Berbasis Masyarakat (KBBM).

Pelatihan ditujukan bagi anggota Siaga Bencana Berbasis Masyarakat (Sibat) yang tersebar di sejumlah daerah rawan bencana. Yakni di enam desa program yang terdiri dari Desa Sigedong, Desa Batumirah, Desa Bumijawa ketiganya di Kecamatan Bumijawa, juga di Desa Pakulaut Kecamatan Margasari, Desa Danareja Kecamatan Bojong, dan Desa Demangharja Kecamatan Warureja.

Kegiatan yang didukung oleh Palang Merah Jerman (GRC) ini baru dilaksanakan di tiga desa yaitu Desa Sigedong, Batumirah, dan Bumijawa Kecamatan Bumijawa. Untuk Desa Sigedong dilaksanakan tanggal 25 April - 3 Mei 2011, Desa Batumirah tanggal 23 - 31 Mei 2011, dan Desa Bumijawa tanggal 25 Juni - 3 juli 2011.

Menurut Pengurus PMI Kabupaten Tegal Drs. H. Sartono, MM, disela-sela pembukaan acara pelatihan Sibat di Desa Bumijawa, mengatakan, kegiatan pelatihan KBBM Sibat ini digelar dalam rangka upaya pengurangan resiko dampak bencana.

"Masyarakat yang dilatih, dalam hal ini Sibat, akan diberi pengetahuan dan ketrampilan tentang langkah-langkah tepat dalam upaya mengurangi resiko akibat bencana," ungkapnya.

Menurut Ketua PMI Kabupaten Tegal dr H Bimo Bayu Adji melalui Humasnya Sunarto, kegiatan yang dilaksanakan selama sembilan hari tersebut diikuti oleh 20 orang Sibat. Mereka dibekali beberapa materi strategis tentang Kesiapsiagaan Bencana Berbasis Masyarakat. Materi tersebut antara lain VCA, PRA, Baseline Survey, Pemetaan BKRK, Pengorganisasian Masyarakat dalam UPR, Tanggap Darurat Bencana, Mitigasi Bencana, Pengurangan Resiko, Sistem Peringatan Dini, dan materi penunjang lainnya.

Dengan pemberian materi VCA, PRA, dan Baseline Survey misalnya, bertujuan agar peserta mampu melakukan assesment, dapat mengidentifikasi kapasitas (kekuatan) dan kerentanan (kelemahan) suatu rumah tangga maupun masyarakat, dapat mengevaluasi dampak proyek dalam hal pengurangan resiko, meminimalkan kerentanan, dan meningkatkan kapasitas. Dalam materi ini, peserta melakukan praktek dengan membuat 14 tool VCA/PRA. Adapun materi Beseline Survey, yakni peserta melakukan praktek langsung di masyarakat, serta observasi mencari data kerentanan dan kapasitas.

“Sedang materi lainnya seperti Pemetaan BKRK, bertujuan agar peserta diberi pengetahuan tentang peta ancaman, kerentanan, kapasitas, dan resiko,” terang Sunarto.

Selain teori, lanjut Sunarto, peserta juga melakukan praktek pemetaan dengan GPS. Disini, Sibat melakukan pembuatan peta jalan transek dengan alat GPS (Global Positioning System) untuk membuat lintasan-lintasan (tracking), menandai suatu lokasi (marking), melakukan observasi dengan masyarakat untuk mengumpulkan data-data tentang ancaman, kerentanan dan kapasitas.

“Kemudian data dimasukkan dalam komputer yang sudah diinstal Software Mapsource. Selanjutnya, dibuat peta BKRK desa. Untuk Sibat Desa Sigedong membuat Peta BKRK model spot, sedang Sibat Desa Batumirah dan Bumijawa membuat Peta BKRK model overlay atau peta tumpang susun,” jelas Sunarto.

Diakhir acara pelatihan, dilakukan simulasi penanganan bencana. Salah satu contoh simulasi yang dilakukan di Desa Bumijawa adalah simulasi penanganan bencana tanah longsor di wilayah Dukuh Gupakan RW 7 Desa Bumijawa.

Adapun narasinya, di wilayah Bumijawa terjadi hujan yang terus-menerus. Sibat Bumijawa selalu mengontrol alat peringatan dini (EWS) di Dukuh Gupakan yang dipasang beberapa hari yang lalu. Pada pukul 19.00 WIB, EWS menunjukkan level tiga yang berarti awas. Anggota sibat yang berada di lokasi tersebut memberi kabar kepada komandan Sibat yang selanjutnya melakukan koordinasi dengan anggotanya serta melaporkan kepada PMI, Kades, Camat, dan BPBD Kabupaten Tegal. Sementara itu, sebagian anggota Sibat lainnya melakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk waspada.

Pada pukul 08.00 WIB longsor benar-benar terjadi, banyak masyarakat di tepi tebing menjadi korban. Tim Sibat yang sudah siap siaga di Balai Desa Bumijawa langsung melakukan penanganan. Tim pertama melakukan assessment dan disusul tim pertolongan pertama. Para korban yang ditemukan, langsung dilakukan pertolongan pertama, sebagian ada yang langsung dievakuasi ke tempat yang aman yaitu ke SDN Bumijawa 6 yang dijadikan pula sebagai tempat pengungsian.

Komandan Sibat Bumijawa, Edi Purwanto, mengungkapkan rasa terima kasih kepada PMI yang telah memberikan pelatihan selama sembilan hari, baik teori maupun paktek.

"Materi dapat kami terima dengan baik. Apalagi diakhir acara dilakukan Simulasi, sehingga kami bisa memahami dan mengerti langkah-langkah apa yang harus kami lakukan bila terjadi bencana sungguhan," ungkapnya.

Simulasi ini juga melibatkan unsur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPPD) Kabupaten Tegal yang dihadiri oleh Kasubid Kesiapsiagaan, Drs Yudo Jatmiko MP, dan Kasubid pencegahan Yulianto. (arief nur rs)

1 komentar: