Proses membuat lubang biopori |
SLAWI - Puluhan anggota Palang Merah Remaja (PMR) unit SMA Negeri
1 Pagerbarang, membuat lubang resapan biopori (LRB). Kegiatan itu adalah salah satu materi
yang dipraktekkan secara langsung dalam latihan rutin bagi anggota PMR pada
hari Selasa, 28 Nopember 2012. Dalam
kegiatan tersebut mampu membuat 100 lubang resapan biopori, dengan jarak antar
lubang sekitar 1 meter.
Kepala SMA Negeri 1 Pagerbarang, Ahmad S.Pd melalui pembina PMR
Lukman Hakim SAg menjelaskan, lubang resapan biopori adalah lubang silindris yang dibuat ke dalam
tanah secara vertikal dengan diameter 10 – 30 cm. Adapun kedalamannya sekitar
80 – 100 cm atau tidak melebihi kedalaman muka air tanah. Selanjutnya lubang
diisi sampah organik untuk mendorong terbentuknya biopori. “ Biopori adalah pori
berbentuk liang (terowongan kecil) yang dibentuk oleh aktivitas fauna tanah
atau akar tanaman. Dengan asumsi setiap lubang
dapat menampung 5 kg sampah organik, dan 5 liter air hujan, dan dalam kegiatan
ini berhasil membuat 100 LRB, itu
artinya sama dengan mengolah 500 kg sampah organik menjadi kompos, serta
meresapkan 500 liter air hujan ke dalam tanah.” Terangnya.
Kurang lebih 100 lubang terpenuhi |
Dijelaskan Lukman, manfaat lubang resapan
biopori antara lain untuk memelihara cadangan air tanah, mencegah terjadi
keamblesan (subsidence) dan keretakan tanah, mengubah
sampah organik menjadi kompos, meningkatkan kesuburan tanah, menjaga
keanekaragaman hayati dalam tanah, serta mengurangi banjir.
“Praktek membuat lubang
resapan biopori ini merupakan salah satu contoh dari materi upaya pengurangan resiko bencana banjir. Hal
ini sejalan dengan program SMA Negeri 1 Pagerbarang menuju sekolah siaga
bencana. Sesuai surat edaran Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor
70a/MPN/SE/2010 perihal Pengarusutamaan Pengurangan Resiko Bencana di Sekolah,”cetusnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar