Guna antisipasi terjadi erupsi gunung
slamet yang berdampak adanya pengungsian besar-besaran, Kodim 0712 Tegal dan
PMI Kabupaten Tegal dirikan Tenda Pengungsian di Wilayah Kecamatan Bojong dan
Bumijawa, pada Kamis pagi (1 Mei 2014). Selain itu, Posko Induk terpadu
penanggulangan erupsi gunung slamet juga diaktifkan setelah status Gunung
Slamet dinaikan dari status waspada (level-II)menjadi Status Siaga (level-III)
oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Bandung pada hari
Rabu, 30 April 2014 pk. 10.00 WIB, kemarin.
“Ada
tiga titik lokasi sebagai
tempat pengungsian, yaitu Lapangan Desa Tuwel, Lapangan Desa Suniarsih dan
Lapangan Desa Batumirah,”ungkap Mahmudin, Kepala Markas PMI disela-sela
mendampingi pendirian tenda.
“Untuk
titik pengungsian di lapangan Desa Batumirah disiapkan untuk pengungsi dari
Dukuh Sawangan Desa Sigedong. Sedang Lapangan Suniarsih diperuntukan pengungsi
dari Desa Dukuhtengah dan Kedawung. Sementara untuk Lapangan Desa Tuwel
diperuntukan pengungsi dari Desa rembul dan Desa Guci sekaligus sebagai
Posko Induk Terpadu Tanggap Darurat Bencana erupsi gunung Slamet,”imbuhnya.
Sementara itu, guna mendukung operasi
Penanganan erupsi gunung slamet, PMI Kabupaten Tegal telah menyiapkan personil
Satgana dan Sibat yang siap diterjunkan ke lapangan. Mereka akan diterjunkan
sebagai Tim Evakuasi, Tim Pertolongan pertama dan kegiatan lain yang akan
mendukung jalannya tanggap darurat erupsi gunung slamet.
Selain itu, Posko di Markas PMI juga
berjalan, berkoordinasi dengan posko pengamatan gunung slamet yang ada di
pulosari pemalang dan mengaktifkan posko sibat yang ada di Dukuh Sawagan untuk
mengetahui informasi perkembangan aktifitas gunung slamet.
“Jarak Dukuh Sawangan dengan puncak gunung
slamet hanya 6,5 km, sehingga saya bisa mengamati langsung perkembangan
aktifitas gunung slamet,”jelas Lukman petugas posko sibat sawangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar